Keuangan dan Kemiskinan dalam Perekonomian Indonesia

Dibawah ini merupakan pengertian dalam dunia perekonomian keuangan, yaitu:

Revaluasi adalah meningkatnya nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang luar negeri. Jika hal tersebut terjadi, maka pemerintah melakukan intervensi agar nilai mata uang dalam negeri tetap stabil. Istilah revaluasi lebih sering dikaitkan dengan meningkatnya nilai uang suatu negara terhadap nilai mata uang asing. Revaluasi juga merujuk kepada kebijakan pemerintah.

Devaluasi adalah menurunnya nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang luar negeri. Jika hal tersebut terjadi, biasanya pemerintah melakukan intervensi agar nilai mata uang dalam negeri tetap stabil. Istilah devaluasi lebih sering dikaitkan dengan menurunnya nilai uang satu negara terhadap nilai mata uang asing. Devaluasi juga merujuk kepada kebijakan pemerintah.

Embargo adalah upaya untuk meniadakan barang-barang negara lain dengan melarang perusahaan dalam negeri untuk mengadakan transaksi dengan organisasi-organisasi dagang negara yang dikenakan embargo. Embargo dapat membatasi impor, atau ekspor, atau keduanya. Secara rasional embargo adalah hukuman politik untuk suatu negara. Istilah embargo kadang-kadang disalahgunakan untuk diterapkan ke boikot, yang umumnya merupakan gerakan missal untuk berhenti membeli dari sebuah bisnis, juga sebagai alat hukuman.

Hedging adalah sejenis instrumen investasi derivatif yang biasanya dilakukan dalam rangka lindung nilai terhadap risiko yang mungkin muncul akibat perubahan harga di pasar.  Tujuan utama dari instrumen investasi ini adalah untuk memberikan lindung nilai agar investor tidak menderita kerugian jika harga aset di pasar berubah ke arah yang tidak diinginkan.

Kuota impor merupakan salah satu kebijaksanaan non tarif (non tariff barriers), yaitu kebijakan perdagangan selain bea masuk yang dapat menimbulkan distorsi, sehingga mengurangi potensi manfaat perdagangan intyernasional. Kuota impor itu sendiri diarti-kan sebagai tindakan sepihak yang dilakukan secara sepihak dengan jalan menentukan batas maksimum jumlah barang yang boleh diimpor selama jangka waktu tertentu.

 

“Laju Pertumbuhan Penduduk > Laju Pertumbuhan Ekonomi”

Laju pertumbuhan penduduk khususnya di negara berkembang mengalami percepatan dalam waktu 10 tahun terakhir ketimbang pertumbuhan ekonomi tersebut dengan waktu yang sama. Pertumbuhan pendapatan nasional pun cukup rendah dikarenakan banyaknya penduduk usia produktif tetapi kekurangnya lapangan kerja yang menyebabkan pendapatan perkapita juga rendah dan dampaknya banyak usia produktif yang menganggur tidak mempunyai pekerjaan tetap maupun kontrak (outsourcing). Efek dari pertumbuhan penduduk yang mengalami pertumbuhan cukup tinggi dapat naiknya polusi dan kemacetan di kota-kota besar contohnya DKI Jakarta sebagai ibukota negara Republik Indonesia mempunyai kepadatan penduduk yang sangat padat dari di provinsi lain di Indonesia.

Kemiskinan Absolut adalah kemiskinan yang mengacu pada perhitungan pada satu standar yang konsisten dan standarnya minimum serta tidak dipengaruhi dari tempat maupun negaranya. Contoh:

–          Penduduk yang hidup sekitar dibawah USD $1 perhari merupakan masuk dalam kategori kemiskinan absolut.

–          Kalori yang dibutuhkan seseorang untuk sehari membutuhkan sekitar 1500-2100 kalori jika kurang dari 1500 itu termasuk kemiskinan absolut.

Kemiskinan Relatif adalah kemiskinan yang dilihat dari tingkat kemakmuran secara umum dan presentase penduduk dibawah garis kemiskianan dari keseluruhan penduduk.

Contoh:

–          Dalam suatu daerah diperkotaan terdapat populasi penduduk termiskin dari yang lain sebesar 6-10%.

–          Kesejahteraan ekonomi penduduk Indonesia dengan Timor Leste berkisar 0,5 hingga 0,7 (dalam Koefisien Gini).

 

sumber:

wikipedia.org (revaluasi)

wikipedia.org (devaluasi)

id.answers.yahoo.com (embargo)

economy.okezone.com (hedging)

www.ut.ac.id (kuota impor)

wikipedia.org (kemiskinan)

Inflasi dan Perdagangan Internasional dalam Perekonomian Indonesia

TINDAKAN BANK INDONESIA MENCEGAH INFLASI

Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia. Hal yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain adalah kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi. Oleh karenanya, Bank Indonesia juga menjalankan kebijakan nilai tukar untuk mengurangi volatilitas nilai tukar yang berlebihan, bukan untuk mengarahkan nilai tukar pada level tertentu.

Jenis-jenis instrumen moneter yang dapat dijalankan dalam kebijakan moneter adalah:

  • Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)

Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang. (

  • Fasilitas Diskonto (Discount Rate)

Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum kadang-kadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.

  • Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)

Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio.

INFLASI KARENA NAIKNYA BIAYA PRODUKSI

Inflasi karena biaya produksi atau cost push inflation terjadi disebabkan adanya dorongan kenaikan biaya dari faktor-faktor produksi secara terus menerus dalam waktu tertentu. Dan inflasi ini terjadi dari biaya faktor produksi.  Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat berbagai hal seperti adanya masalah teknis di sumber produksi (pabrik, perkebunan, dll), bencana alam, cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk menghasilkan produksi tsb, aksi spekulasi (penimbunan), dll, sehingga memicu kelangkaan produksi yang terkait tersebut di pasaran.

Contoh dari inflasi kenaikan biaya produksi:

–          Saat perekonomian sedang naik tetapi jumlah pengangguran sedang turun dalam tingkat rendah, dan persediaan tenaga kerja sangat rendah karena permintaan itu perusahaan memberi upah yang lebih tinggi dan mencari karyawan baru dengan tawaran tersebut. Dan akhirnya harga produk lebih tinggi dari sebelumnya.

–          Turunnya mata uang domestik dengan mata uang asing membuat bahan baku dari luar negeri ketika masuk ke dalam negeri menjadi mahal dari sebelumnya khususnya dari negara yang sudah kerja sama perdagangan antar negara.

4 FAKTOR UTAMA TIMBULNYA PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Kebutuhan suatu negara tidak lepas dari negara lain yang ada didunia untuk melengkapi kebutuhan dalam negeri, suatu negara akan melakukan perdagangan keluar negeri karena tidak semua memiliki kebutuhan yang sama satu dengan yang lainnya. Dan untuk itu setiap negara pasti akan mengekspor atau mengimpor barang untuk kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri.

Berikut adalah 4 faktor utama Perdagangan Internasional:

  1. Perbedaan Sumber Daya Alam. Faktor yang paling utama terjadinya perdagangan nasional adalah perbedaan kemampuan alam suatu negara satu dengan negara yang lain yang sangat berbeda. Kondisi iklim, hasil bumi, dan letak geografis antar negara yang berbeda-beda akan menghasilkan produk yang berbeda. Faktor inilah yang sering terjadi dalam perdagangan internasional.
  2. Memperluas Pasar. Industri dalam negeri sudah mampu memenuhi kebutuhan negara tersebut. Apalagi jika ditunjang dengan permintaan yang semakin besar. Untuk memperoleh hasil produksi yang optimal maka dikembangkanlah pasar pemasaran barang. Selain di dalam negeri juga mulai merambah pasar luar negeri. Hal ini dapat terjadi jika produk yang dihasilkan memiliki daya saing yang cukup dengan produk dari luar negeri.
  3. Perbedaan Teknologi yang digunakan. Perbedaan Teknologi akan menyebabkan perbedaan barang hasil produksi sehingga negara yang mempunyai tingkat teknologi yang tinggi dapat mengekspor barang dari negaranya ke negara yang membutuhkannya. Contoh: Jepang mengekspor mobil ke Indonesia karena Indonesia masih belum mempunyai teknologi dalam pembuatan mobil.
  4. Meningkatkan Pendapatan Negara. Setiap negara didunia menginginkan pendapatan negara atau devisa negara bertambah untuk meningkatkan kebutuhan dalam negeri. Dalam perdagangan internasional, pendapatan negara atau devisa negara akan bertambah jika suatu negara melakukan ekspor ke negara lain untuk memenuhi kebutuhan negara pengimpor dari pengekspor.

 

Sumber:

wikipedia.org (kebijakan moneter)

wikipedia.org (inflasi)

ardra.biz (faktor penyebab terjadinya inflasi)

galeripustaka.com (perdagangan internasional)